Cat Scratch Disease - Gejala, penyebab dan mengobati

Cat scratch game, cat scratch disease gejala penyebab dan mengobati asam, cat scratch disease gejala penyebab dan mengobati luka, cat scratch fever treatment, cat scratch disease gejala penyebab dan mengobati sakit, cat scratch disease gejala hiv, cat scratch disease rash, cat scratch infection, cat scratch disease gejala asma, cat scratcher.

Cat scratch disease atau penyakit cakaran kucing adalah infeksi bakteri yang disebarkan oleh kucing. Cat scratch disease terjadi ketika kucing menggigit atau mencakar hingga menimbulkan luka, atau bila kucing menjilati luka terbuka di kulit manusia.

Cat scratch disease tergolong dalam penyakit zoonosis, yaitu penyakit infeksi yang menular dari hewan ke Kemanusiaan. Meski demikian, cat scratch disease tidak bisa menular antarmanusia.

Pada orang sehat, cat scratch disease dapat sembuh sendiri dalam waktu 2−4 pekan. Akan tetapi, orang dengan daya tahan tubuh yang lemah, seperti penderita HIV/AIDS atau penyakit autoimun, berisiko mengalami komplikasi cat scratch disease yang berat.

Penyebab Cat Scratch Disease

Cat scratch disease disebabkan oleh infeksi bakteri Bartonella henselae. Bakteri ini dapat hidup dan berkembang di cakar dan Berkaitan dengan mulut kucing. Oleh karena itu, seseorang yang tergigit atau tercakar kucing yang terinfeksi bakteri tersebut menmemperoleh terkena cat scratch disease.

Selain melalui gigitan atau cakaran, kucing juga dapat menularkan bakteri melalui jilatan pada luka terbuka di kulit Kemanusiaan. Pada kasus yang jarang terjadi, kutu kucing yang telah terinfeksi bakteri Bartonella henselae juga menmemperoleh menularkan cat scratch disease kepada manusia.

Faktor risiko cat scratch disease

Ada beberapa faktor yang menmemperoleh meningkatkan risiko seseorang menderita cat scratch disease, yaitu:

Memelihara kucing, terutama kucing kecil yang lebih aktif bermain
Tidak membersihkan luka cakaran atau gigitan kucing Berhubungan dengan segera
Membiarkan kucing menjilati luka terbuka di kulit
Tidak membasmi kutu kucing

Selain faktor-faktor di atas, cat scratch disease juga Berlebihan rentan terjadi pada seseorang dengan daya tahan tubuh yang lemah, seperti ibu hamil, penderita kanker, diabetes, HIV/AIDS, atau pasien yang menjalani transplantasi organ.

Gejala Cat Scratch Disease

Kucing yang terinfeksi bakteri Bartonella henselae umumnya tidak mengurangi bergejala dan tidak jatuh sakit. Meski begitu, bakteri B. henselae bisa hidup di dalam tubuh kucing selama beberapa bulan. Akibatnya, sulit untuk mengetahui kucing tersebut terinfeksi atau tidak.

Berbeda Berhubungan dengan kucing, seseorang yang terinfeksi bakteri Bartonella henselae akan memamerkan gejala 3–10 hari setelah terkena cakaran atau gigitan. Beberapa gejala yang biasanya muncul adalah:

Selain gejala di atas, penderita juga menmemperoleh mengalami keluhan lainnya, berupa:

Jika kondisinya makin memburuk, penderita juga menmemperoleh mengalami gejala berikut ini:

Nyeri perut
Sakit punggung
Menggigil
Nyeri sendi
Ruam kemerahan pada kulit
Demam berkepanjangan

Kapan harus ke dokter

Lakukan pemeriksaan ke dokter jika mengalami gejala-gejala yang telah disebutkan di atas, terutama bila gejala muncul setelah tergigit atau tercakar kucing, serta merawat kucing di rumah atau tempat kerja.

Segera ke dokter jika gejala yang Anda alami memamerkan tanda bahwa infeksi telah menyebar ke organ tubuh lain. Beberapa tanda-tandanya adalah:

Diagnosis Cat Scratch Disease

Untuk mendiagnosis cat scratch disease, dokter akan melakukan tanya jawab terkait gejala yang dialami, riwayat kesehatan, dan riwayat kontak langsung pasien dengan kucing.

Setelah itu, dokter akan melakukan pemeriksaan fisik, terutama pada area yang terkena cakaran atau gigitan kucing, serta memeriksa apakah terdapat pembengkakan kelenjar getah bening.

Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang untuk memastikan diagnosis, meliputi:

Tes Kurang darah, untuk mendeteksi adanya antibodi yang melawan infeksi
Tes polymerase chain reaction (PCR), untuk mengetahui adanya bakteri dalam darah
Biopsi kelenjar getah bening, untuk mengidentifikasi bakteri Bartonella henselae dengan mengambil sampel kelenjar getah bening

Pengobatan Cat Scratch Disease

Pengobatan cat scratch disease disesuaikan Berhubungan dengan kondisi kesehatan pasien dan tingkat keparahannya. Pada pasien yang daya tahan tubuhnya normal, cat scratch disease umumnya bisa sembuh dengan sendirinya. Namun, dokter dapat memberikan obat antinyeri, seperti ibuprofen, untuk meredakan sakit dan pembengkakan.

Sementara pada pasien Berhubungan dengan daya tahan tubuh lemah, dokter akan meresepkan obat antibiotik, seperti azithromycin. Obat ini dapat mengatasi bakteri dan mencegah infeksi menyebar ke organ Kehilangan cairan tubuh lain.

Selain dengan obat-obatan, dokter dapat menganjurkan pasien bagi mengompres area yang mengalami pembengkakan agar mereda. Jika pembengkakan terasa sangat sakit dan makin membesar, dokter dapat melakukan operasi kecil untuk mengeluarkan cairan di dalamnya.

Komplikasi Cat Scratch Disease

Meski sangat tidak kadang terjadi, cat scratch disease dapat menimbulkan komplikasi yang serius, terutama pada seseorang dengan daya tahan tubuh yang lemah. Beberapa komplikasinya adalah:

Radang otak
Kerusakan pada saraf retina mata
Osteomielitis
Sindrom Parinaud okuloglandular, yaitu radang mata yang disertai dengan pembengkakan kelenjar getah bening
Pembengkakan hati dan limpa (hepatosplenomegali)
Peradangan pada katup jantung (endokarditis)

Pencegahan Cat Scratch Disease

Cat scratch disease dapat dicegah Berhubungan dengan melakukan upaya-upaya sebagai berikut:

Hindari gigitan atau cakaran kucing.
Cuci Bertentangan dengan harapan dengan sabun dan air mengalir setelah bermain dengan kucing.
Jangan biarkan kucing menjilati luka yang ada di kulit Anda.
Rawat kucing Anda Berhubungan dengan baik, seperti memotong kukunya secara rutin.
Rutin menggunakan produk antikutu bagi mengusir kutu pada kucing
Jangan memelihara dan bermain secara Tidak aktif dengan kucing liar.